Home sweet home

Home sweet home

Senin, 11 Februari 2013

Mendidik dengan hikmah



Mendidik dengan hikmah untuk pendidikan karakter. Tawuran pelajar yang marak sekarang ini, banyak membuat mata publik tertuju pada negatifnya karakter siswa. Siswa menjadi target utama dalam menentukan tolak ukur berhasil atau tidaknya sebuah instansi pendidikan dalam membentuk karakter siswa. Memang tidak dapat dipungkiri akibat dari hal ini, publik akan memberikan statemen siswa sekarang tidak seperti siswa zaman dahulu. Yang menjadi pertanyaan, yang salah adalah sistem pendidikan yang ada atau cara mendidik yang salah? Untuk itu, mendidik dengan hikmah perlu digalakkan untuk menanggulangi hal ini bisa terjadi di kemudian hari.
Sebenarnya mendidik dengan hikamah tidak hanya dilakukan oleh guru di sekolah, keterkaitan pendidikan di rumah pun mempunyai peran yang lebih besar dalam menentukan dan mencetak karakter anak. Orang tua harus bersinergi dengan guru dalam mendidik dengan hikmah berupa bimbingan dan kasih sayang kepada anak untuk menjadi anak yang bangga dengan prestasi positif.
Bagaimana ya mendidik dengan hikmah itu?
Mendidik dengan hikmah dapat diartikan dengan memberikan pengertian yang mumpuni tentang hikmah dari hal-hal yang akan terjadi dan sedang terjadi dengan menggunakan dasar agama sebagai landasannya. Menjadi contoh sebelum memberikan nasehat adalah hal yang manjur dan mujarab untuk orang tua dan guru. dengan mendidik dengan hikmah, anak akan merasa lebih santai apabila menemukan contoh yang dapat dijadikan teladan terutama oleh orang tua.
Menjadi tauladan atau contoh memang bukan hal yang bisa dianggap mudah oleh para praktisi pendidikan. Dengan introspeksi diri dengan terus melalukan perbaikan diri akan membuat anak pun merasa bahwa orang tua siap untuk dijadikan suri tauladan. Dengan ini, anak akan menemukan tempat untuk berteduh dikala psikologi anak sedang labil.
Dengan mendidik dengan hikmah orang tua akan menjadi teman curhat dan selalu terbuka kepada anak dalam setiap hal yang bersangkutan dengan masa perkembangan psikologi anak. Menggunakan bahasa yang santun, mendengarkan dan menghargai pendapat anak sangatlah diperlukan, agar anak belajar untuk melalukan hal yang serupa kepada teman-temannya.
Anak akan salah mencari teman curhat, apabila orang tua selalu menutup diri dan cepat menghakimi apabila anak melakukan tindakan yang menyeleweng dari norma-norma. Biasanya orang tua selalu menggunakan pola pikirnya dan memaksakan kepada anak dan melupakan mendidik dengan hikmah. Padahal jiwa dan pola pikir anak dengan orang tua banyak perbedaannya.
Kenapa Mendidik dengan hikmah itu diperlukan?
Pertama, Pengaruh orang tua sangatlah penting dalam pendidikan sebagaimana hal di atas tadi. Jadilah teman yang baik dan menjadi orang tua kebanggaan anak. Orang tua yang cuek dan selalu melimpahkan kesalahan kepada anak, akan sangat memberikan hal negatif terhadap psikologi anak. bila orang tua tidak ikut andil dan selalu menyerahkan pendidikan anaknya 100% ke sekolah. Sekolah hanyalah sebagai mitra dalam pendidikan anak dan tanggung jawab sepenuhnya akan selalu kepada orang tua.
Ke dua, Pengaruh lingkungan memang cepat sekali mempengaruhi anak. Lingkungan pasti tidak akan bertanggung jawab apabila anak dibiarkan lepas tanpa kendali. Lingkungan akan cepat sekali merubah kepribadian anak, bahkan yang miris anak akan lebih merasa nyaman dengan lingkungan negatif daripada berkumpul dan menyampaikan keluhan serta kesulitan kepada orang tuanya.
Untuk itu, sebagai orang tua kita harus berusaha semaksimal mungkin dalam mendengarkan, memerhatikan, menhargai, dan menyayangi anak, agar anak akan merasa lebih bisa menghargai bagaimana sebuah kehidupan untuk berprestasi dalam hal yang positif merupakan tujuan yang mulia. Kehidupan yang berprestasi dapat didapatkan apabila orang tua mendidik dengan hikmah. Terus fokus untuk menciptakan generasi yang berkualitas dan memiliki daya saing dalam hal yang positif dengan mendidik dengan hikmah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar