A. KONSEP DASAR
Reinforcement Theory ini merupakan suatu pendekatan psikologi yang
sangat penting bagi manusia.Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang itu dapat
menentukan, memilih dan mengambil keputusan dalam dinamika kehidupan. Teori ini
bisa digunakan pada berbagai macam situasi yang seringkali dihadapi manusia.
Reinforcement Theory ini mengatakan bahwa tingkah laku manusia itu
adalah hasil kompilasi dari pengalaman-pengalaman yang ia temui sebelumnya,
atau dalam
bahasa lainnya disebut “Consequences influence behavior”.Contoh yang paling
mudah yang bisa saya gambarkan disini adalah bagaimana sikap yang diambil oleh
seorang siswa di dalam kelas. Asumsikan bahwa sang guru sudah menjelaskan
seperangkap aturan yang harus ditaati oleh siswa di dalam kelas. Suatu ketika,
seorang siswa berteriak di dalam kelas. Maka sang guru langsung memberikan
hukuman kepada siswa tersebut. Dari hukuman itu, siswa tadi akan merubah
sikapnya untuk tidak berteriak lagi. Juga demikian, kepada siswa yang tekun
mengikuti pelajaran di dalam kelas, maka sang guru memberikan kepada mereka
semacam hadiah atau penghargaan. Jika sistem ini berjalan dalam jangka waktu
tertentu, maka keadaan siswa tadi pasti akan konvergen untuk mengambil sikap
yang baik di dalam kelas.
Dalam Reinforcement Theory, terdapat 3 konsekuensi yang berbeda, yaitu:
1. Konsekuensi yang memberikan reward
2. Konsekuensi yang memberikan punishment
3. Konsekuensi yang tidak memberikan apa -apa
Seorang siswa yang bersikap baik di dalam kelas, ia
akan mendapatkan reward. Dengan reward itu, ia akan bersikap lebih baik lagi.
Jika ia bersikap lebih baik lagi, ia akan mendapatkan reward lagi. Demikian
seterusnya yang terjadi sehingga ia pasti akan semakin konvergen dalam bersikap
baik di dalam kelas. Sebaliknya, jika ia bersikap buruk, maka ia akan menerima
punishment. Dengan punishment itu, ia akan merubah sikapnya. Jika punishment
itu tidak cukup untuk membuatnya berubah, maka ia akan mendapatkan punishment
lagi, sehingga dalam batasan tertentu, ia pasti akan berubah sikap yang
hasilnya adalah ia akan mendapatkan reward. Demikian seterusnya, sehingga pada
suatu saat nanti, ia akan konvergen bersikap baik di dalam kelas.
Ini adalah teori yang luar biasa dalam menjelaskan
dynamic system pada real system. Akan tetapi, sangat sulit sekali untuk
memodelkan dan mentransformasikannya dalam bentuk computational system. Coba
bayangkan pada kasus diatas. Seandainya saja siswa tersebut berteriak dan ia
mendapatkan punishment, maka bisa jadi punishment itu tidak berpengaruh pada
dirinya. Atau sebaliknya, punishment itu sangat berpengaruh pada dirinya,
sehingga ia menjadi sangat malu, dan akhirnya bunuh diri!. Juga demikian dengan
bagaimana memodelkan bentuk konsekuensi yang tepat, baik dari segi kategori
konsekuensi maupun dari segi intensitas konsekuensi. Kesulitan yang lainnya
adalah bagaimana
memodelkan
sistem yang dinamik dalam aturan-aturan Reinforcement Theory.
Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa Reinforcement Theory itu bukan
merupakan teori yang sederhana, akan tetapi merupakan teori yang sangat
kompleks
Reinforcement adalah penguatan suatu
reaksi.
Ada tiga
macam reinforcement yaitu :
- Positive Reinforcement
- Conditioned Reinforcement
- Intermittent Reinforcement
- Positive Reinforcement
Adalah suatu
peristiwa yang bila hadir mengikuti suatu perilaku tertentu dapat menyebabkan
perilaku tersebut akan diulangi.
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi keefektifan reinforcement positif, yaitu:
- Memilih perilaku yang akan ditingkatkan
Perilaku yang
akan dikukuhkan harus diidentifikasi secara spesifik. Hal ini akan membantu
untuk memastikan reliabilitas dari deteksi contoh dari perilaku dan perubahan
frekuensinya. Serta meningkatkan perilaku kemungkinan program reinforcement ini
dilakukan secara konsisten.
- Memilih reinforcer
Berbeda
individu, kemungkinan reinforcer yang digunakan juga berbeda. Ada juga
reinforcer yang merupakan reinforcer bagi semua orang.
Lima macam
reinforcer yaitu :
1) Consumable
reinforcer – makanan, minuman
2) Activity
reinforcer – hobi, olahraga, belanja
3) Manipulative
reinforcer – bersepeda, menggunakan internet
4) Possesional
reinforcer – gelas kesayangan, baju favorit
5) Social
reinforcer – pujian, pelukan, senyum
- Membangun pelaksanaan
Makin lama
periode deprivasi, maka reinforcer akan makin efektif. Deprivasi adalah selang
waktu training sebelumnya, di mana individu tidak menerima reinforcer.
Satiasi
adalah kondisi di mana individu menerima reinforcer terlalu banyak sehingga
reinforcer tidak lagi mengukuhkan.
- Ukuran reinforcer
Ukuran atau
jumlah reinforcer merupakan ukuran yang penting dalam efektivitas reinforcer.
Jumlah reinforcer cukup untuk menguatkan perilaku yang ingin ditingkatkan,
namun jangan berlebihan untuk menghindari satiasi.
- Pemberian reinforcer
Reinforcer
harus diberikan segera setelah perilaku muncul. Ada dua
macam prinsip, yaitu the direct acting
effect dan the indirect acting
effect.
- Penggunaan aturan
Instruksi
dapat memfasilitasi perubahan perilaku dalam beberapa cara yaitu : instruksi
akan mempercepat proses belajar individu yang mengerti, instruksi dapat
mempengaruhi individu untuk berusaha bagi reinforcement yang ditunda, dan dapat
membantu mengajar individu (seperti anak kecil atau orang yang mengalami
hambatan perkembangan) untuk mengikuti instruksi.
- Contingent vs Noncontingent Reinforcement
Reinforcement
contingent : reinforcer tergantung pada perilaku
Reinforcement
noncontingent : reinforcer diberikan pada waktu tertentu dan tidak tergantung
pada perilaku
- Memindahkan individu dari program dan menggantinya dengan reinforcement yang natural
Setelah ada
penguatan perilaku melalui penggunaan reinforcement positif, ada kemungkinan
bagi reinforcer dari lingkungan alami individu untuk mengambil alih
pemeliharaan perilaku tersebut.
- Conditioned Reinforcement
- Unconditioned reinforcer
Suatu
stimulus yang menguatkan perilaku tertentu tanpa dikondisikan lebih dahulu.
- Conditioned reinforcer
Stimulus
yang awalnya bukan reinforcer, tapi kemudian diasosiasikan dengan reinforcer
lain (back up reinforcer)
Faktor
– faktor yang mempengaruhi conditioned reinforcer :
1) Kekuatan back up reinforcer
2) Macam back up reinforcer ; simple conditioned
reinforcer dan generalized
conditioned reinforcer
3) Schedule back up reinforcer
Contoh conditioned reinforcement : setiap siswa
yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah akan mendapatkan poin.
Ketika poin yang terkumpul sejumlah tertentu, siswa akan memperoleh hukuman
yang telah disepakati terlebih dahulu.
- Intermittent Reinforcement
Adalah
pemeliharaan perilaku dengan memberikan reinforcer sewaktu – waktu daripada
memberikannya setiap saat perilaku muncul.
Keuntungan
intermittent reinforcement :
1. reinforcer
tetap efektif dalam waktu yang lebih lama daripada continuous reinforcement
2. perilaku
yang diberi intermittent reinforcement
cenderung lebih lama hilang daripada yang diberi continuous reinforcement
3. individu
bekerja lebih konsisten
4. perilaku
yang diberi intermittent reinforcement berlangsung dengan cepat ketika dipindah
ke reinforcer dalamlingkungan yang alami.
Ada empat
tipe jadwal :
1. ratio
schedule
- fixed ratio contoh setiap meminjam dua film di rental
dapat bonus satu
- variable ratio contoh mesin judi koin
2. simple
interval schedule
- fixed interval contoh gaji pegawai yang dibayar setiap
bulan
- variable interval contoh menggunakan internet, semakin
lama semakin mahal
3. interval
schedule with limited hold
- fixed interval hold dengan limited hold contoh
toleransi keterlambatan masuk kelas
- variable interval dengan limited hold contoh menelepon
ketika jaringan sibuk, kita tidak tau kapan telepon akan masuk
4. duration
schedule
- fixed duration schedule : pekerja yang dibayar per jam
- variable duration menunggu jalanan hingga agak sepi
agar dapat menyeberang
B. KARAKTERISTIK
Penguatan
adalah semua peristiwa yang terjadi dalam rentangan waktu yang terdekat untuk
meningkatkan kecenderungan pengulangan respon yang telah dilakukan.Sama dengan
yang dikemukakan Prayitno bahwa penguatan (reinforcement) merupakan upaya untuk
mendorong diulanginya lagi (sesering mungkin) tingkah laku yang dianggap baik
oleh si pelaku. Penguatan diberikan dengan pertimbangan: tepat sasaran, tepat
waktu dan tempat, tepat isi, tepat cara, dan tepat orang yang memberikannya.
Secara umum
ada dua bentuk penguatan atau reinforcement yaitu reinforcement positif dan
negative. Reinforcement yang diberikan kepada siswa baik positif maupun negatif
dengan prosedur yang tepat akan dapat memberikan manfaat dalam proses
konseling.
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari teknik renforcement ini antara
lain adalah:
1. Agar klien
terdorong untuk merubah tingkah lakunya
2. Mengurangi
frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan
3. Memberikan
penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan
tingkah laku yang tidak diinginkan
D. ASUMSI
1. individu
sangat dipengaruhi oleh lingkungannya
2. perilaku
dapat dibentuk dan diubah sebagai hasil dari interaksi individu dengan
lingkungan
E. RELEVANSI
F. PRINSIP
Ada tiga
prinsip dasar teori ini. Ini adalah Aturan Konsekuensi. Tiga Aturan
menggambarkan hasil logis yang biasanya terjadi setelah konsekuensi.
1. Konsekuensi
yang memberikan Rewards meningkatkan perilaku.
2. Konsekuensi
Hukuman yang memberikan suatu perilaku penurunan.
- Konsekuensi yang tidak memberikan Hadiah atau Hukuman memadamkan suatu perilaku.
Aturan ini
memberikan cetak biru yang sangat baik untuk pengaruh. Jika Anda ingin
meningkatkan perilaku (membuatnya lebih sering, lebih intens, lebih mungkin),
maka saat perilaku ditampilkan, memberikan Konsekuensi dari pahala. Jika Anda
ingin mengurangi perilaku (membuatnya lebih jarang, kurang kuat, kurang
mungkin), maka saat perilaku ditampilkan, menyediakan Konsekuensi Hukuman.
Akhirnya, jika Anda menginginkan perilaku untuk memadamkan (hilang, jatuh dari
repertoar perilaku), maka saat perilaku ditampilkan, maka tidak memberikan
Konsekuensi (mengabaikan perilaku).
Apa yang terjadi adalah ini:
Penguatan teori ini adalah teori fungsional. Itu berarti semua komponennya
didefinisikan oleh fungsi mereka (bagaimana mereka bekerja) daripada oleh
struktur (bagaimana mereka terlihat). Dengan demikian, tidak ada Konsekuensi
buku resep di mana seorang guru bisa melihat dalam bab, "Kelima Grade
Rewards untuk Anak-anak," dan menemukan daftar panjang hal-hal bermanfaat
untuk digunakan sebagai konsekuensi. Memikirkan hal ini sebentar.
Banyak anak-anak menemukan permen
untuk menjadi bermanfaat. Jika mereka duduk diam di kursi mereka selama lima
menit dan Anda memberikan mereka masing-masing yang manis, anak-anak akan
belajar untuk duduk diam. Permen (Konsekuensi dari Reward) digunakan untuk
meningkatkan perilaku duduk dengan tenang. Jadi, kami telah menemukan pahala
dan dapat meletakkannya di Konsekuensi resepkan?
Dan kemudian waktu berikutnya
pasangan Anda menghabiskan sore kotor membersihkan beberapa sudut ruang bawah
tanah yang perlu anda lakukan adalah memberi mereka permen dan minggu depan
Anda akan menemukan mereka di kamar mandi menggosok keluar dari bak mandi, kan?
Tentu saja tidak.
Permen berfungsi sebagai hadiah
dalam beberapa keadaan, tetapi permen tidak memiliki pengaruh pada orang
lainSifat fungsional teori penguatan penting untuk mengerti. Ini menjelaskan
mengapa kadang-kadang teori tampaknya tidak benar. Sebuah contoh: ketika Sally
Goodchild mengganggu kelas, Mrs Reinforcer menghentikan kelas, Sally mengatakan
dia gadis nakal yang melanggar Peraturan 24 dan sekarang harus meninggalkan
kelas dan pergi ke kantor prinsip. Ouch Yang benar-benar sakit Sally Goodchild.
Dan Mrs Reinforcer tahu bahwa ketika Sally kembali, ia tidak akan mengganggu.
Mrs Reinforcer kemudian pergi ke ruang guru dan menyanyikan puji-pujian dari
teori ini benar-benar hebat.
Yah, kau tidak tahu bahwa anak-anak
lain di kelas menyaksikan acara ini dengan penuh minat. Dan ketika Bill Buruk
mengganggu kelas, Mrs Reinforcer menghentikan kelas, menceritakan Buruk Bill
dia anak nakal yang melanggar Peraturan 24 dan sekarang harus meninggalkan
kelas dan pergi ke kantor prinsip. Ouch Yang benar-benar sakit Buruk Bill. Dan
Mrs Reinforcer tahu kapan Buruk Bill datang kembali ke kelas, ia tidak akan
mengganggu, karena ia akan ingin menghindari yang jahat Punisher.
Yah, kita semua tahu apa yang
terjadi selanjutnya. Buruk Bill datang kembali ke kelas, segera mengganggu
pelajaran, Mrs Reinforcer whacks dia dengan Konsekuensi Hukuman, dan Buruk Bill
terus mengganggu, jadi dia keluar dari kelas. Mrs Reinforcer adalah benar-benar
bingung pada saat ini dan dia kembali ke ruang guru mengeluh tentang teori
penguatan bodoh ini.
Untuk memahami jika Anda memiliki
pahala, Anda harus mengamati efeknya. Jika Konsekuensi meningkatkan perilaku
yang Anda inginkan untuk meningkatkan, biola, Anda memiliki pahala. Jika
Konsekuensi mengurangi perilaku yang Anda ingin menurunkan, maka Anda memiliki
sebuah azab. Kebanyakan guru telah memiliki pengalaman malang Mrs Reinforcer.
Mereka telah bertahan dalam memberikan Konsekuensi Hukuman dan lihatlah, anak
terus melakukan hal yang buruk. Jika perilaku tidak menambah atau mengurangi cara
yang Anda inginkan, maka Anda perlu memikirkan kembali imbalan dan hukuman
Anda.
Singkatnya, titik utama dari teori
ini adalah bahwa pengaruh konsekuensi perilaku. Bermanfaat meningkatkan
konsekuensi perilaku. Penurunan konsekuensi menghukum perilaku. Tidak ada
konsekuensi memadamkan suatu perilaku. Akhirnya, sebuah konsekuensi yang
dikenal dengan fungsi (bagaimana ia beroperasi).
G. MANFAAT
1. Membuat
konseli terdorong untuk merubah tingkah lakunya. Penguatan tersebut hendaknya
mempunyai daya yang cukup kuat dan dilaksanakan secara sistematis dan
nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku konseli.
2. Dapat
mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan
3. Dapat
memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terhambatnya
kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan
4. Dapat
mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau model
(film, tape recorder, atau contoh nyata langsung)
5. Lebih
mudah mengubah tingkah laku yang diinginkan dengan sistem kontrakpemberian
reinforcement
H. KENDALA
reinforcement
adalah alat pengaruh yang sangat kuat, memang memiliki beberapa keterbatasan
serius. Untuk menggunakannya secara efektif, Anda harus menyadari kesulitan
dalam aplikasi ini.
1. Sulit
untuk mengidentifikasi imbalan dan hukuman.
Sebagaimana dicatat sebelumnya dalam
bab ini, reinforcers diidentifikasi oleh fungsi mereka. Dengan demikian, tidak
ada daftar buku masak Hadiah dan Hukuman. Permen meningkatkan kerjasama siswa,
tetapi tidak mempunyai nilai sebagai pembayaran kepada pekerja pabrik. Dengan
demikian, Anda harus mengamati siswa Anda sangat hati-hati untuk menemukan
hal-hal yang mereka anggap paling menguntungkan atau menghukum.
Dan sekali Anda menemukan hal-hal
yang berfungsi secara efektif, Anda bisa serius kecewa untuk menemukan bahwa
mereka kehilangan nilai dari waktu ke waktu. Ketika siswa menjadi terbiasa
untuk menerima beberapa Reward (katakanlah permen atau stiker), mereka dapat tumbuh
bosan dari waktu ke waktu. Ini mungkin merupakan tantangan terbesar bagi setiap
guru. Menemukan Imbalan dan Hukuman yang baik membutuhkan banyak pengalaman dan
wawasan.
2. Anda
harus mengontrol semua sumber penguatan.
Guru sering harus bersaing dengan
siswa kelompok sebaya. Peers memberikan sumber yang sangat penting penguatan,
kadang-kadang lebih besar daripada pahala atau Penghukuman seorang guru bisa
memberi. Orangtua anak dan keluarga adalah penguatan sumber lain. Guru
kadang-kadang berpikir aplikasi penguatan mereka gagal karena guru tidak
menggunakan "hak" Hadiah atau Penghukuman. Sebaliknya masalah mungkin
bahwa mahasiswa menginginkan atau memerlukan kelompok reinforcers rekan
menawarkan lebih dari guru yang memberikan.
4. Perubahan
internal bisa sulit untuk membuat.
Salah satu efek samping dari
penguatan teori adalah bahwa anak-anak belajar untuk melakukan perilaku kita
ingin mereka untuk menunjukkan hanya ketika Dapatkan tersedia. Jika Reward
tidak ada, maka si anak tidak akan muncul kerjasama atau usaha yang baik atau
perhatian atau keramahan. Anak menjadi sedikit lebih dari monyet terlatih yang
melakukan trik, kemudian memegang tangan menunggu pisang. Anak tidak
diinternalisasi perilaku tetapi membutuhkan proses penuh (when-Do-Get). Ini berarti
bahwa guru harus selalu berjalan di sekitar memberikan konsekuensi yang benar
perilaku yang dikehendaki pada waktu yang tepat. Dalam contoh satu keajaiban
yang sedang dilatih, guru atau siswa.
Anda juga harus menyadari bahwa
penguatan terbaik dengan heuristik pemikir ( "Jika saya mendapatkan
pahala, maka hal itu baik. Jika saya mendapatkan azab, maka hal yang buruk.
"). Tidak memerlukan pemikiran yang sistematis. Seperti yang kita
ditemukan dalam Proses Dual bab, pengaruh dengan pemikir heuristik sering
singkat situasi hidup dan biasanya tergantung. Pengaruh hanya berlangsung
selama isyarat (dalam hal ini Hadiah atau hukuman) tersedia. Ini berarti anda
harus menjaga makanan tetap penguatan isyarat untuk menjaga tindakan yang Anda
inginkan.
5. Menghukum
adalah sulit untuk melakukannya dengan baik.
Hukuman adalah konsekuensi yang
sangat kuat untuk semua makhluk hidup. Apakah itu adalah monyet, seekor burung
merpati, seorang anak, atau orang dewasa, menghukum konsekuensi dapat
menghasilkan sangat cepat, kuat, dan mudah diingat perubahan. Masalahnya adalah
bahwa tuntutan hukuman yang efektif syarat tertentu.
Penelitian
dengan jelas menunjukkan bahwa hukuman yang efektif harus: 1) segera,
2) intens,
3) tidak
dapat dihindari, dan
4)
konsisten.
Jika Anda tidak dapat memberikan
hukuman di bawah kondisi di atas, maka hukuman cenderung gagal.
Dengan demikian, hukuman yang
terbaik akan menjadi sesuatu yang seperti ini. Seorang anak apakah berpikiran
buruk, kemudian: anak ini langsung ditempatkan di ruang yang gelap yang penuh
dengan ular dan serangga dan yg diliputi dgn hutan tanaman merambat, sementara
suara-suara aneh dan menakutkan menjerit, "Jangan melakukan hal buruk,
Jangan melakukan hal buruk. " Dan segera setelah anak berhenti melakukan
hal buruk, anak itu kembali di kelas, aman dan sehat.
Meskipun contoh ini adalah
berlebihan, Anda mendapatkan titik. Kita tahu bahwa sebagian besar pelaku,
hampir semua sekolah papan, dan semua orang tua akan menentang hukuman semacam
ini. Oleh karena itu, salah satu aspek yang paling kuat penguatan secara
efektif diambil dari guru. Namun, beberapa guru tetap dalam menggunakan
bentuk-bentuk hukuman yang lemah, sering kali gagal dan frustasi dengan efek.
6. Siswa dapat datang untuk membenci guru yang menggunakan hukuman.
Hukuman adalah, menurut definisi,
sebuah permusuhan, konsekuensi menyakitkan. Orang mengalami keadaan emosional
yang sangat negatif ketika mereka dihukum. Dan, seperti yang kita pelajari
dalam bab penyejuk Klasik, sangat mudah untuk kondisi emosi. Jadi, ketika
seorang guru menggunakan hukuman, para mahasiswa mungkin akan merasa marah atau
takut atau putus asa dan mereka kemudian akan menghubungkan atau
mengasosiasikan perasaan negatif ini dengan sumber dari hukuman, guru.
Ini bukan keadaan baik. Sebagai
seorang guru anda ingin menggunakan pengaruh alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran penting. Jika alat menghasilkan pengaruh mempengaruhi negatif
untuk guru, guru pada dasarnya adalah menembak dirinya di kaki. Tentu, hukuman
membantu mencapai satu tujuan, tetapi pada saat yang sama hukuman membuat
tujuan-tujuan lain yang lebih sulit untuk dicapai.
7. Mudah untuk memperkuat satu merpati, tetapi seluruh kawanan?
Teori penguatan paling kuat telah
diuji dengan binatang, khususnya burung merpati. Dan bahwa penelitian dengan
merpati telah menghasilkan hasil yang luar biasa. Masalah bagi guru adalah:
penelitian menggunakan prinsip penguatan pada satu merpati pada suatu waktu.
Guru mengajar seluruh kawanan. Yang ukuran sebuah kelas membawa dimensi yang sangat
sulit ke aplikasi yang tepat teori penguatan.
I. PROSEDUR
APLIKASI
Peraturan
Konsekuensi digunakan dalam tiga langkah yang menentukan urutan proses
penguatan. Kita dapat menyebut langkah ini, when-Do-Get.
Langkah 1: ketika dalam beberapa
situasi,
Langkah 2: Melakukan beberapa tingkah laku,
Langkah 3: mendapatkan beberapa konsekuensi.
Langkah 2: Melakukan beberapa tingkah laku,
Langkah 3: mendapatkan beberapa konsekuensi.
Menurut
Teori Penguatan, orang belajar beberapa hal selama proses penguatan. Pertama,
mereka belajar bahwa perilaku tertentu (Langkah 2: do) mengakibatkan
konsekuensi (Langkah 3: Get). Ini adalah aplikasi yang paling jelas dari Aturan
Konsekuensi. Seorang siswa menyadari bahwa jika ia tidak mengerjakan dengan
baik pada tugas (do), maka dia akan mendapatkan Konsekuensi 'Menghargai stiker
yang cantik (Get). Siswa lain menemukan bahwa jika ia berbicara dengan tidak
tepat (Do), maka ia akan menerima konsekuensi Menghukum penurunan waktu
istirahat (Get).
Tapi kedua,
dan sama pentingnya, orang belajar bahwa Do-Dapatkan hanya bekerja dalam
situasi tertentu (Langkah 1: when). Sebagai contoh, seorang anak mungkin
menemukan bahwa ketika ia bersama orang tuanya (when) dan dia melempar
marah-marah (do), dia mempermalukan mereka dan mereka memberikan perhatian
Rewards seperti, mainan, permen, atau apa pun (Get). Sekarang, ketika anak ini
hits sekolah dan mencoba trik ini, dia adalah kejam kecewa ketika guru
memberikan Konsekuensi Menghukum daripada Rewarding Konsekuensi. Maka ini
menjadi sederhana. Ketika di beberapa situasi-Do beberapa perilaku-Dapatkan konsekuensi.
Dan hanya ada tiga konsekuensi, Menghargai, Menghukum, dan Mengabaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hill, W.1985. Learning: A survey of
psychological interpretations. (4th. Ed.). New York:Harper and Row.
http://konselingIndonesia.com/2009/01/15/Reinforcement-Prayitno.online
26 September 2009
Kazdin, Alan
E.1994.Behavior Modification in Applied
Setting.California : Brooks/ Cole Publishing Company
Martin, Garry.
Joseph Pear.2003. Behavior Modification
:What It Is and How to Do It. Seventh Edition. New Jersey:Prentice Hall.
Inc
Skinner,
B.1953. Science and human behavior. New York:MacMillan.
Skinner, B.1968. The technology of teaching. New
York:Appleton-Crofts
Martin, Garry.
Joseph Pear.2003.Behavior Modification :
What It Is and How to Do It. Seventh Edition. New Jersey:Prentice Hall. Inc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar