BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu
permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya
adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran. Dari
berbagai kondisi dan potensi yang ada, upaya yang dapat dilakukan berkenaan
dengan peningkatan kualitas pembelajaran disekolah adalah mengembangkan
pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dan memfasilitasi kebutuhan
masyarakat akan pendidikan yang berkelanjutan.
Selama
pendidikan masih ada, maka selama itu pula masalah-masalah tentang pendidikan
akan selalu muncul dan orang pun tak akan henti-hentinya untuk terus
membicarakan dan memperdebatkan tentang keberadaannya, mulai dari hal-hal yang
bersifat fundamental-filsafiah sampai dengan hal–hal yang sifatnya
teknis-operasional. Sebagian besar pembicaraan tentang pendidikan terutama
tertuju pada bagaimana upaya untuk menemukan cara yang terbaik guna mencapai
pendidikan yang bermutu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang
handal, baik dalam bidang akademis, sosio-personal, maupun vokasional.
Salah satu masalah atau topik pendidikan yang belakangan ini menarik untuk
diperbincangkan yaitu tentang Lesson Study, yang muncul sebagai salah
satu alternatif guna mengatasi masalah praktik pembelajaran yang selama ini
dipandang kurang efektif. Seperti dimaklumi, bahwa sudah sejak lama praktik
pembelajaran di Indonesia pada umumnya cenderung dilakukan secara konvensional
yaitu melalui teknik komunikasi oral. Praktik
pembelajaran konvesional semacam ini lebih cenderung menekankan pada bagaimana
guru mengajar (teacher-centered) dari pada bagaimana siswa belajar (student-centered),
dan secara keseluruhan hasilnya dapat kita maklumi yang ternyata tidak banyak
memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran
siswa. Untuk merubah kebiasaan praktik pembelajaran dari pembelajaran
konvensional ke pembelajaran yang berpusat kepada siswa memang tidak mudah,
terutama di kalangan guru yang tergolong pada kelompok laggard (penolak
perubahan/inovasi). Dalam hal ini, Lesson Study tampaknya dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan
dalam praktik pembelajaran di Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih efektif.
Lesson Study merupakan
model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual
learning, serta membangun learning community. Harus diakui, lesson
study termasuk model terbaru dalam pengembangan kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu, diperlukan upaya sosialisasi secara serius dan berkelanjutan agar
model tersebut bisaditerapkan oleh para guru disekolah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, perlu kiranya mengkaji tentang:
a. Apa hakikat Lesson Study?
b. Bagaimana perspektif historis
Lesson Study?
c. Apa keutamaan Lesson Study?
d. Bagaimana tahap-tahap Lesson
Study?
e. Bagaimana implementasi Lesson
Study dalam pembelajaran PAI?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji tentang:
a. Hakikat Lesson Study?
b. Perspektif historis Lesson Study?
c. Keutamaan Lesson Study?
d. Tahap-tahap Lesson Study?
e. Implementasi Lesson Study
dalam pembelajaran PAI?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Lesson
Study
Konsep dan
praktik Lesson Study pertama kali dikembangkan oleh para guru pendidikan
dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepang-nya disebut dengan istilah kenkyuu
jugyo. Adalah Makoto Yoshida, orang yang dianggap berjasa besar dalam
mengembangkan kenkyuu jugyo di Jepang. Keberhasilan Jepang dalam
mengembangkan Lesson Study tampaknya mulai diikuti pula oleh beberapa
negara lain, termasuk di Amerika Serikat yang secara gigih dikembangkan dan
dipopulerkan oleh Catherine Lewis yang telah melakukan penelitian tentang Lesson
Study di Jepang sejak tahun 1993.
Sementara di
Indonesia pun saat ini mulai gencar disosialisasikan untuk dijadikan sebagai
sebuah model dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran siswa, bahkan pada
beberapa sekolah sudah mulai dipraktikkan. Meski pada awalnya, Lesson Study
dikembangkan pada pendidikan dasar, namun saat ini ada kecenderungan untuk
diterapkan pula pada pendidikan menengah dan bahkan pendidikan tinggi.
Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran,
tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran
yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan,
dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil
pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan
kegiatan terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk
mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni
memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus,
berdasarkan data. Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya
sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan
sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun
manajerial.
Slamet Mulyana
(2007) memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan
profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual
learning untuk membangun komunitas belajar. Sementara itu, Catherine Lewis
(2002) menyebutkan bahwa:
“lesson study
is a simple idea. If you want to improve instruction, what could be more
obvious than collaborating with fellow teachers to plan, observe, and reflect
on lessons? While it may be a simple idea, lesson study is a complex process,
supported by collaborative goal setting, careful data collection on student
learning, and protocols that enable productive discussion of difficult issues”.
Bill Cerbin
& Bryan Kopp mengemukakan bahwa Lesson Study memiliki 4 (empat)
tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu
yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta Lesson Study;
(3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
(4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba
pengetahuan dari guru lainnya.
Dalam
tulisannya yang lain, Catherine Lewis (2004) mengemukakan pula tentang
ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yang diperolehnya berdasarkan
hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang, yaitu:
a. Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan dari
para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu
jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang:
pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa,
pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan,
mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
b. Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang
dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat
sulit untuk dipelajari siswa.
c. Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study
adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah
siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja
dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan
guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta
kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian,
pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam
mengajar sebagaimana lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan
oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.
d. Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson
Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang
dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari tayangan
video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung. Dengan
melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses pembelajaran
akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun
dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan
hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.
Berdasarkan
wawancara dengan sejumlah guru di Jepang, Caterine Lewis mengemukakan bahwa Lesson
Study sangat efektif bagi guru karena telah memberikan keuntungan dan
kesempatan kepada para guru untuk dapat: (1) memikirkan secara lebih teliti
lagi tentang tujuan, materi tertentu yang akan dibelajarkan kepada siswa, (2)
memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan
masa depan siswa, misalnya tentang arti penting sebuah persahabatan,
pengembangan perspektif dan cara berfikir siswa, serta kegandrungan siswa
terhadap ilmu pengetahuan, (3) mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan
dalam pembelajaran melalui belajar dari para guru lain (peserta atau partisipan
Lesson Study), (4) belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru
lain sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan
kepada siswa, (5) mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik pada saat
merencanakan pembelajaran maupun selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran,
(6) membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial, dalam arti para guru
bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang, baik tentang
pengetahuan maupun keterampilannya dalam membelajarkan siswa, dan (7)
mengembangkan “The Eyes to See Students” (kodomo wo miru me),
dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat (obeserver), pengamatan tentang
perilaku belajar siswa bisa semakin detail dan jelas.
Sementara itu,
menurut Lesson Study Project (LSP) beberapa manfaat lain yang bisa
diambil dari Lesson Study, diantaranya: (1) guru dapat mendokumentasikan
kemajuan kerjanya, (2) guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota/komunitas
lainnya, dan (3) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir
dari Lesson Study. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, manfaat yang
ketiga ini dapat dijadikan sebagai salah satu Karya Tulis Ilmiah Guru, baik
untuk kepentingan kenaikan pangkat maupun sertifikasi guru.
Terkait dengan
penyelenggaraan Lesson Study, Slamet Mulyana (2007) mengetengahkan
tentang dua tipe penyelenggaraan Lesson Study, yaitu Lesson Study berbasis
sekolah dan Lesson Study berbasis MGMP. Lesson Study berbasis
sekolah dilaksanakan oleh semua guru dari berbagai bidang studi dengan kepala
sekolah yang bersangkutan. dengan tujuan agar kualitas proses dan hasil
pembelajaran dari semua mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan dapat lebih
ditingkatkan. Sedangkan Lesson Study berbasis MGMP merupakan pengkajian
tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran
tertentu, dengan pendalaman kajian tentang proses pembelajaran pada mata
pelajaran tertentu, yang dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah, kabupaten
atau mungkin bisa lebih diperluas lagi.
Dalam hal
keanggotaan kelompok, Lesson Study Reseach Group dari Columbia
University menyarankan cukup 3-6 orang saja, yang terdiri unsur guru dan
kepala sekolah, dan pihak lain yang berkepentingan. Kepala sekolah perlu
dilibatkan terutama karena perannya sebagai decision maker di sekolah.
Dengan keterlibatannya dalam Lesson Study, diharapkan kepala sekolah
dapat mengambil keputusan yang penting dan tepat bagi peningkatan mutu
pembelajaran di sekolahnya, khususnya pada mata pelajaran yang dikaji melalui Lesson
Study. Selain itu, dapat pula mengundang pihak lain yang dianggap kompeten
dan memiliki kepedulian terhadap pembelajaran siswa, seperti pengawas sekolah
atau ahli dari perguruan tinggi.
2.2 Perspektif
Historis Lesson Study
Menurut laporan Indonesia Mathematics
and Science Teacher Education Project-JICA, pelaksanaan Lesson Study pertama
kali dikembangkan oleh para guru pendidikan dasar di Jepang. Lesson
Study di Jepang berkembang sejak awal tahun 1900-an. Melalui Lesson
Study guru-guru di Jepang mengkaji pembelajaran melalui perencanaan dan
observasi bersama yang bertujuan untuk memotivasi siswa-siswanya aktif belajar
mandiri.
Lesson Study merupakan
terjemahan dari bahasa Jepang yaitu Jugyokenkyu, yang berasal dari dua
kata yaitu kata jugyo yang berarti Lesson atau pembelajaran dan kenkyu
yng berarti Study atau pengkajian terhadap pembelajaran.
Lesson Study yang populer di
Jepang adalah konaikenshu, yang berkembang sejak awal 1960-an. Pada
tahun 1970-an Jepang merasakan manfaat konaikenshu dan sejak saat itu
pemerintah Jepang mendorong sekolah-sekolah untuk melaksanakan konaikenshu.
Alasan mengapa konaikenshu menjadi
populer di Jepang karena konaikenshu sangat membantu guru-guru. Walaupaun
kengiatannya menyita waktu tetapi guru-guru memperoleh manfaat yang sangat
besar berupa informasi berharga untuk meningkatkan ketrampilan mengajar mereka.
Lesson Study berkembang di
Indonesia melalui IMSTEP (Indonesia Mathematics and Science
Teacher Education Project) yang diimplementasikan sejak Oktober 1998 di
tiga IKIP, IKIP Bandung, Yogyakarta dan Malang bekerjasama dengan JICA (Japan
International Coorperation Agency). Tujuan umum IMSTEP adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan Matematika dan IPA di Indonesia, sedangkan tujuan
khususnya adalah meningkatkan mutu pendidikan Matematika dan IPA di tiga IKIP, yakni Bandung,
Yogyakarta dan Malang.
Pada Maret-April 2001, tim
JICA dari jepang melakukan evaluasi tengah proyek untuk mengetahui kemajuan
IMSTEP. Hasil evaluasi JICA menunjukkan bahwa IMSTEP berjalan sesuai dengan
yang diharapkan dan dapat dilanjutkan untuk dua setengah tahun berikutnya
dengan penyesuaian program melalui penambahan kegiatan. Kegiatan yang
ditambahkan IMSTEP adalah kegiatan piloting dan yang dipilih untuk
kegiatan ini adalah 4 sekolah (2 SMP dan 2 SMA) di masing-masing kota yaitu,
Bandung, Yogyakarta dan Malang, yang tingkat mutunya berada pada tingkat sedang
berdasarkan NEM, tetapi sekolah-sekolah tersebut memperlihatkan keinginan dan
komitmen untuk maju.
Pada Juli 2003, tim JICA
melakukan evaluasi terhadap kinerja proyek dengan berkunjung ke sekolah untuk
menyasikan kegiatan pembelajarannya. Tim JICA menyimpulkan bahwa kegiatan piloting
berbasis hands-on activity, daily life, and local materials sangat
berpotensi untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Selanjutnya, tim
JICA merekomendaskan untuk melanjutkan follow
up program IMSTEP selama 2 tahun.
Kegiatan piloting
yang telah dirintis pada fase IMSTEP terus dikembangkan pada fase follow up
program IMSTEP melalui kegiatan lesson study. Pengiriman pelatihan
singkat ke Jepang bagi dosen-dosen IKIP Bandung, Yogyakarta dan Malang pada
fase follow up pada program IMSTEP difokuskan pada tema lesson study
dan mereka diharapkan dapat mengembangkan lesson study di Indonesia
setelah selesai mengikuti pelatihan di Jepang.
Setelah kegiatan tersebut lesson
study berkembang di Indonesia dan banyak diterapkan oleh para guru di
sekolah, bahkan bukan untuk mata pelajaran Matematika, Fisika, Biologi, dan
Kimia saja. Tetapi untuk mata pelajaran lainnya.
2.3 Keutamaan Lesson Study
Keutamaan lesson study adalah
dapat meningkatkan ketrampilan atau kecakapan dalam melakukan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru melalui kegiatan lesson study, yankni belajar dari suatu pembelajaran. Lesson
study merupakan salah satu bentuk pembinaan guru (in-service) yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Lesson study
dilakukan diwilayah guru mengajar dengan menggunakan kelas dalam lingkungan
nyata, sehingga akan membiasakan guru bekerja secara kolaboratif baik dengan
guru bidang studi dan dengan guru diluar bidang studi, bahkan dengan
masyarakat. Pandangan tersebut digambarkan oleh Lewis, Perry dan Hurd (2003)
melalui diagram berikut:
Gambaran Umum Lesson Study: Perencanaan, pembelajaran, serta
observasi dan revisi pembelajaran
|
Perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran
|
Tujuan Utama: Kualitas model pembelajaran yang dikembangkan meningkat
|
(sumber: IMSTEP JICA,
2006)
Gambar.1 Miskonsepsi umum tentang Lesson Study
Berdasarkan gambar diatas dapat
disimpulkan bahwa guru-guru pada awalnaya memahami Lesson Study sebagai
strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengembangan rencana
pembelajaran secara kolaboratif, implementasi rencana pembelajaran oleh guru,
observasi proses pembelajaran dan melakukan perbaikan pembelajaran berdasarkan
hasil refleksi atau masukan-masukan yang diperoleh pada diskusi pasca
pembelajaran.
Tujuan Utama Lesson Study:
1.
Meningkatnya pengetahuan tentang materi ajar
2.
Meningkatnya pengetahuan tentang pembelajaran
3.
Meningkatnya kemampuan mengobservasi aktivitas belajar
4.
Semakin kuatnya hubungan kolegalitas
5.
Semakin kuatnya hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari
dengan tujuan jangka panjang yang harus dicapai
6.
Semakin meningkatnya motivasi untuk selalu berkembang
7.
Meningkatnya kualitas rencana pembelajaran
|
Gambaran Umum Lesson Study:
1.
Mempertimbangkan tujuan pembelajaran dan perkembangan siswa dan
merencanakan lesson study berdasarkan tujuan tersebut
2.
Observasi lesson study yang berfokus pada pengumpulan data
tentang aktivitas belajar siswa dan perkembangannya
3.
Menggunakan data hasil observasi untuk melakukan refleksi tentang
pembelajaran secara mendalam dan lebih luas
4.
Jika diperlukan melakukan perencanaan ulang dengan topik yang sama
untuk melakukan lesson study pada kelas berbeda.
|
Perbaikan atau peningkatan kualitas
pembelajaran
|
o
(sumber: IMSTEP JICA,
2006)
Gambar.2 Gambaran umum tentang Lesson Study
Berdasarkan
gambar diatas, diperoleh gambaran bahwa kegiatan lesson study ternyata
dapat mendatangkan banyak manfaat, yaitu meningkatnya pengetahuan guru tentang
materi ajar dan pembelajarannya, meningkatnya pengetahuan guru tentang cara
mengobservasi aktivitas belajar siswa, menguatnya hubungan kolegalitas baik
antarguru maupun dengan observer selain guru, menguatnya hubungan antara
pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan tujuan pembelajaran jangka panjang,
meningkatnya motivasi guru untuk senantiasa berkembang dan meningkatnya
kualitas rencana pembelajaran (termasuk komponen-komponennya, seperti: bahan
ajar, Teaching materials (hands on) dan strategi pembelajaran.
2.4 Tahapan-Tahapan
Lesson Study
Berkenan dengan
tahapan-tahapan dalam Lesson Study ini, dijumpai beberapa pendapat.
Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan melalui empat
tahapan dengan menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Sementara
itu, Slamet Mulyana (2007) mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson Study,
yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan (Do) dan (3)
Refleksi (See). Sedangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp dari University
of Wisconsin mengetengahkan enam tahapan dalam Lesson Study, yaitu:
a. Form a Team: membentuk
tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang bersangkutan dan pihak-pihak lain
yang kompeten serta memilki kepentingan dengan Lesson Study.
b. Develop Student Learning Goals: anggota tim memdiskusikan apa yang akan dibelajarkan
kepada siswa sebagai hasil dari Lesson Study.
c. Plan the Research Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna mencapai tujuan
belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan merespons.
d. Gather Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan pembelajaran,
sementara yang lainnya melakukan pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari
pembelajaran siswa.
e. Analyze Evidence of Learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai kemajuan dalam
pencapaian tujuan belajar siswa.
f. Repeat the Process: kelompok
merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mulai dari tahapan ke-2 sampai
dengan tahapan ke-5 sebagaimana dikemukakan di atas, dan tim melakukan sharing
atas temuan-temuan yang ada.
Untuk lebih
jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007) dan konsep Plan-Do-Check-Act
(PDCA), di bawah ini akan diuraikan secara ringkas tentang empat tahapan dalam
penyelengggaraan Lesson Study
1. Tahapan
Perencanaan (Plan)
Dalam tahap
perencanaan, para guru yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi
untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan
yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara
membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan
sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan
untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan
solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil
analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan
dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang
benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala
kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik
pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap akhir pembelajaran.
2. Tahapan Pelaksanaan
(Do)
Pada tahapan
yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas
permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2)
kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson
Study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau
undangan lainnya yang bertindak sebagai pengamat/observer).
Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang
telah disusun bersama.
b. Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran
dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang
disebabkan adanya program Lesson Study.
c. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak
diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu
konsentrasi guru maupun siswa.
d. Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap
interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya,
dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan
disusun bersama-sama.
e. Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang
berlangsung dan bukan untuk mengevalusi guru.
f. Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video
camera atau photo digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis
lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses
pembelajaran.
g. Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa
selama pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa
dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya
proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa. Catatan
dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum
dalam RPP.
3. Tahapan
Refleksi (Check)
Tahapan ketiga
merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses
pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta
berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti
seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta
lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang
telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum
maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya
mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang
telah disusun.
Selanjutnya,
semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan).
Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang
diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai
pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi
seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses
pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki
catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.
4. Tahapan
Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil
refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan
penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran
indiividual, maupun menajerial.
Pada tataran
individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat
diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para
guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan
proses pembelajaran ke arah lebih baik.
Pada tataran
manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta Lesson
Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang
berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya
secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan
hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson
Study, maka dia akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami
oleh guru dan siswanya dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala
sekolah dapat semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai
pemimpin pendidikan di sekolah.
2.5 Implementasi Lesson Study
dalam pembelajaran PAI
Lesson study adalah sebuah
kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari kepala
sekolah bersama guru. Siapa yang melakukan kegiatan tersebut sangatlah
tergantung pada tipe lesson study yang dikembangkan berbasis mata
pelajaran PAI, maka orang-orang yang melakukannya adalah semua guru PAI yang
tergabung dalam MGMP PAI.
Lesson study dengan tipe
seperti ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar siswa yang menyangkut bidang study PAI. Karena kelompok guru
PAI tersebut berasal dari berbagai sekolah, maka pelaksanaannya dapat dilakukan
secara bergiliran dari satu sekolah satu ke sekolah lain. kegiatan lesson
study meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi maka setiap guru PAI
secara aktif terlibat dalam ketiga kegiatan tersebut.
Dengan
demikian, kegiatan lesson study membentuk suatu komunitas belajar yang
secara sinergis diharapkan mmpu menciptakan terobosan-terobosan baru dalam
menciptakan pembelajaran inovatif. Dengan cara seperti ini maka setiap anggota
komunitas yang terlibat sangat potensial untuk mampu melakukan self-development
sehingga memiliki kemandirian untuk berkembang bersama-sama dengan anggota
komunitas belajar lainnya.
a.
Persiapan lesson
study
Untuk mempersiapkan
sebuah lesson study hal petama yang sangat penting adalah melakukan
persiapan. Tahap awal persiapan dapat dimulai dengan melakukan identifikasi
masalah pembelajaran yang meliputi materi ajar, teaching materials (hands
on), strategi pembelajaran, dan siapa yang akan berperan menjadi guru.
Materi ajar yang dipilih tentu harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku
serta program yang berjalan disekolah.
Selain aspek materi
ajar, guru secara berkelompok perlu mendiskusikan strategi pembelajaran yang
akan digunakan, yakni pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Analisis
kegiatan tersebut dapat dimulai dengan mengungkapkan pengalaman masing-masing
dalam mengajarkan materi yang sama. Berdasarkan analisis pengalaman tersebut
selanjutnya dapat dikembangkan strategi baru yang diperkirakan dapat
menghasilkan proses belajar siswa yang optimal. Agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan mulus, maka rangkaian aktivisitas dari awal sampai akhir
pembelajaran perlu diperhitungkan secara cermat termasuk alokasi waktu yang
tersedia.
Selain mempersiapkan
materi ajar dan strategi pembelajarannya, tidak kalah penting untuk
mempersiapkan pihak-pihak yang perlu diundang untuk menjadi observer dalam
implementasi pembelajaran yang dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Disamping
kelompok guru PAI dalam pelaksanaan lesson study tidak tertutup
kemungkinan untuk mengundang guru mata pelajaran lain, kepala sekolah, ahli
pendidikan bidang PAI, para pejabat yang berkepentingan atau masyarakat pemerhati
pendidikan.
b.
Pelaksanaan lesson
study
Sebelum melaksanakan
proses pembelajaran, perlu dilakukan pertemuan singkat yang dipimpin oleh
kepala sekolah. Pada pertemuan ini, setelah kepala sekolah menjelaskan secara
umum kegiatan lesson study yang akan dilakukan, selanjutnya guru yang
bertugas untuk melaksanakan pembelajaran hari itu diberi kesempatan
mengungkapkan rencananya secara singkat. Informasi ini sangat penting bagi para
observer, terutama untuk merancang rencana observasi yang dilakukan dikelas.
Observer dipersilahkan
untuk memilih tempat strategis sesuai rencana pengamatnya masing-masing.
Setelah acara briefing singkat dilakukan, selanjutnya guru yang bertugas
sebagai pengajar melakukan proses pembelajaran sesuai dengan rencana. Walaupun
pada saat pembelajaran hadir sejumlah observer, guru hendaknya dapat
melaksanakan proses pembelajaran sealamiah mungkin.
Awal pembelajaran
dimulai dengan pembelajaran singkat tentang materi PAI yang akan dipelajari
hari itu, serta rangkaian kegiatan yang harus dilakukan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan pembelajaran ini guru memiliki peran
penting, terutama dalam memfasilitasi proses diskusi kelas dan memberikan
penguatan atau koreksi terhadap materi yang disajikan siswa.
c.
Kegiatan observasi dalam
lesson study
Agar proses observasi
dalam pembelajaran dari suatu lesson study dapat berjalan dengan baik,
maka ada beberapa hal yang harus dipersiapkan baik oleh guru maupun observer
sebelum proses pembelajaran dimulai. Sebelum pembelajaran berlangsung, guru
dapat memberikan gambaran secara umum apa yang akan terjadi di kelas yakni meliputi
informasi tentang rencana pembelajaran, tujuan pembelajaran, bagaimana hubungan
materi ajar PAI dengan mata pelajaran
secara umum, dll. Selain itu, observer juga perlu diberikan informasi tentang
lembar kerja siswa dan peta posisi tempat duduk tersebut dilengkapi dengan
nama-nama siswa secara lengkap.
Dengan memiliki gambaran
yang lengkap tentang pembelajaran yang akan dilakukan, maka seorang observer
dapat menetapkan apa yang akan dilakukan dikelas pada saat melakukan pengamatan.
Focus observasi pelaksanaanya akan
sangat beragam, tergantung pada minat serta tujuannya masing-masing. Semakin
beragam target yang menjadi focus observasi, maka semakin lengkaplah informasi
yang bias digali, dianalisis dan diungkap pada saat dilakukan refleksi.
d.
Melakukan refleksi
Kegiatan refleksi harus dilaksanakan segera
setelah selesai pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar setiap kejadian yang
diamati dan dijadikan bukti pada saat mengajukan pendapat atau saran terjaga
akurasinya karena setiap orang dipastikan masih bias mengingat dengan baik
rangkaian aktivitas yang dilakukan dikelas. Dalam kegiatan ini paling tidak ada
tiga orang yang harus duduk didepan yakni kepala sekolah, guru yang melakukan
pembelajaran, dan tenaga ahli yang biasanya dating dari Perguruan Tinggi. Dalam
acara ini, kepala sekolah bertindak sebagai fasilitator atau pemandu diskusi.
e.
Tindak lanjut lesson
study
Pengetahuan yang dibangun nelalui lesson study dapat menjadi modal sangat
berharga untuk meningkatkan kualitas kinerja masing-masing pihak yang terlibat.
Sebagai contoh, seorang guru yang terlibat dalam observasi sebuah lesson study berhasil menemukan sejumlah hal
penting yang berkenaan dengan model pembelajaran yang dikembangkan. Menurut
pendapatnya, bahan ajar eksploratif yang digunakan ternyata telah mampu
mendorong kreativitas siswa, sehingga mereka mampu menampilkan sebuah strategi
baru yang bersifat orisinal. Berdasarkan ini dia akan berusaha mencoba
menerapkan pendekatan tersebut dalam pembelajaran PAI.
Kegiatan lesson study ternyata memiliki dampak cukup
luas bagi munculnya kegiatan-kegiatan lain yang inovatif. Dengan demikian, jika
lesson study yang dilakukan benar-benar dipersiapkan
dengan baik, sehingga setiap orang yang mengikuti merasa memperoleh pengetahuan
yang sangat berharga, maka baik disadari atau tidak tindak lanjut dari kegiatan
tersebut akan terjadi dengan sendirinya yang dapat berlangsung pada tataran
individu, kelompok atau sistem tertentu.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Lesson Study merupakan
salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran
secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip
kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
2. Tujuan Lesson Study adalah : (1) memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar;
(2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya
dalam melaksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara
sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan
pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
3. Ciri-ciri dari Lesson Study yaitu adanya: (a)
tujuan bersama untuk jangka panjang; (b) materi pelajaran yang penting; (c)
studi tentang siswa secara cermat; dan (d) observasi pembelajaran secara
langsun.
4. Lesson study memberikan
banyak manfaat bagi para guru, antara lain: (a) guru dapat mendokumentasikan
kemajuan kerjanya, (b) guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota/komunitas
lainnya, dan (c) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir
dari Lesson Study
5.
Implementasi Lesson Study dalam pembelajaran PAI Siapa yang
melakukan kegiatan tersebut sangatlah tergantung pada tipe lesson study yang
dikembangkan berbasis mata pelajaran PAI, maka orang-orang yang melakukannya
adalah semua guru PAI yang tergabung dalam MGMP PAI. Lesson study dengan tipe
seperti ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar siswa yang menyangkut bidang study PAI. Karena kelompok guru
PAI tersebut berasal dari berbagai sekolah, maka pelaksanaannya dapat dilakukan
secara bergiliran dari satu sekolah satu ke sekolah lain. kegiatan lesson
study meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi maka setiap guru PAI
secara aktif terlibat dalam ketiga kegiatan tersebut. Lesson Study dilaksanakan berdasarkan
tahapan-tahapan secara siklik, meliputi : (a) tahapan perencanaan (plan);
(b) pelaksanaan (do); (c) refleksi (check); dan (d) tindak lanjut (act).
DAFTAR PUSTAKA
Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to
College Lesson Study. Lesson Study Project. online: http ://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future
in the United States?. Online: http://www.sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm
Lesson Study Research Group online: http://www.tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html
Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah).
Kuningan: LPMP-Jawa Barat
Wikipedia.2007. Lesson Study. Online: http://en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study
Sumber: Akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/22/lesson-study-untuk-meningkatkan-proses-dan-hasil-pembelajaran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar